Loading...

Mengenal Nyamuk Wolbachia Beserta Cara Kerja Nya

Pendahuluan

Nyamuk sering dikaitkan dengan berbagai penyakit menular yang berbahaya untuk manusia. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk adalah demam berdarah dengue (DBD). Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperkenalkan inovasi, yaitu penerapan Nyamuk Wolbachia dengan pilot project yang dilakukan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Artikel ini akan membahas mengapa wolbachia diterapkan, pengertian wolbachia, cara kerja, serta mengapa Wolbachia aman untuk kita semua.

Mengapa Inovasi Wolbachia Diterapkan Saat Ini?

Inovasi Wolbachia diterapkan saat ini dikarenakan Kasus DBD yang terus meningkat setiap tahun dan banyak terjadi kematian dari penyakit tersebut, setelah itu masih ada Kejadian Luar Biasa yang dilaporkan oleh berbagai daerah yang ada di Indonesia, dan yang ketiga, ada upaya penanganan yang belum maksimal pada kasus DBD, seperti Larvasida, Fogging, Pemakaian kelambu, 3M Plus, dan gerakan satu rumah satu jumantik belum bisa menekan kasus DBD secara maksimal. Inovasi Wolbachia telah terbukti aman dan efektif di beberapa negara seperti Amerika, Singapura dan 12 negara lainnya, dan ada penelitian di kota Yogyakarta membuktikan adanya penurunan kasus DBD yang tinggi dan penurunan rawat inap.

Pengertian Wolbachia

Wolbachia adalah sebuah bakteri. Bakteri Wolbachia ini secara alami ada dalam 60% serangga dan bukan hasil dari rekayasa. Bakteri wolbachia yang ada dalam spesies Nyamuk Aedes Aegypti ini akan menyebabkan virus DBD pada nyamuk tersebut tidak akan bisa berkembang, sehingga tidak akan menularkan virus atau penyakit DBD kepada manusia.

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia untuk Membasmi dan Mengendalikan DBD

Diawali dengan pemindahan bakteri wolbachia dari lalat buah kepada nyamuk aedes aeygpti betina. Setelah proses tersebut, nyamuk jantan Wolbachia akan melakukan kawin dengan nyamuk betina Wolbachia, dan menghasilkan telur dan nyamuk baru yang ber-Wolbachia. Untuk Nyamuk Jantan yang tidak ada Wolbachia kawin dengan nyamuk betina yang ada Wolbachia, nyamuk tersebut akan tetap menghasilkan telur yang mengandung Wolbachia nya itu sendiri. Beda hal-nya dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia menikah dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia, dan ketika terjadi perkawinan tersebut, tidak akan menghasilkan telur atau beranak.

Salah satu kemajuan teknologi bakteri Wolbachia adalah dampak perlindungannya terhadap penularan DBD bersifat sustainable. Karena bakteri Wolbachia terdapat dalam telur nyamuk, bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi nyamuk berikutnya. Sehingga, nyamuk yang mengandung Wolbachia tidak mampu lagi menularkan virus DBD ketika menghisap darah orang yang terinfeksi virus tersebut. Pendekatan ini terbukti sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar dengan tingkat DBD yang tinggi.

Mengapa Wolbachia Aman Untuk Kita Semua?

Wolbachia sangat aman untuk kita semua, dikarenakan di kota Yogyakarta, Wolbachia sudah diterapkan lebih dari 10 tahun, dan lebih dari 1.5 juta penduduk sudah berdampingan hidup dengan nyamuk ber Wolbachia, serta sudah terbukti aman karena tidak ada bukti berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia. Yang kedua adalah Wolbachia sudah umum ditemukan secara alami pada banyak spesies serangga. Tanpa kita sadari, hampir setiap dari kita pernah berkontak dan digigit oleh serangga ber-Wolbachia dan tidak terbukti bahwa gigitan tersebut berbahaya dan mengancam jiwa. Ketiga adalah evaluasi beserta kajian risiko yang sudah dilakukan, dan hasilnya metode Wolbachia ini bisa diperluas yang bertujuan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah DBD.

Banyak dari kita mungkin khawatir apakah nyamuk wolbachia berbahaya bagi manusia. Namun berdasarkan penelitian, nyamuk dengan bakteri Wolbachia sudah dianggap aman. Bakteri wolbachia yang ditemukan dalam nyamuk tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan nyamuk inang. Selain itu, secara materi genetik, baik nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan dalam teknologi ini sudah identik dengan organisme yang ditemukan di alam. Meskipun sudah ada Teknik dan Nyamuk Wolbachia, kita juga harus terus menerapkan cara 3M, yaitu Menutup, Menguras, Mendaur ulang. Mari kita minimalisir DBD dengan menjaga gaya hidup yang sehat serta lingkungan yang bersih.

Produk Kami

Sumber: Kompas & Kemenkes

Mengenal Nyamuk Wolbachia Beserta Cara Kerja Nya

Pendahuluan

Nyamuk sering dikaitkan dengan berbagai penyakit menular yang berbahaya untuk manusia. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk adalah demam berdarah dengue (DBD). Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperkenalkan inovasi, yaitu penerapan Nyamuk Wolbachia dengan pilot project yang dilakukan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Artikel ini akan membahas mengapa wolbachia diterapkan, pengertian wolbachia, cara kerja, serta mengapa Wolbachia aman untuk kita semua.

Mengapa Inovasi Wolbachia Diterapkan Saat Ini?

Inovasi Wolbachia diterapkan saat ini dikarenakan Kasus DBD yang terus meningkat setiap tahun dan banyak terjadi kematian dari penyakit tersebut, setelah itu masih ada Kejadian Luar Biasa yang dilaporkan oleh berbagai daerah yang ada di Indonesia, dan yang ketiga, ada upaya penanganan yang belum maksimal pada kasus DBD, seperti Larvasida, Fogging, Pemakaian kelambu, 3M Plus, dan gerakan satu rumah satu jumantik belum bisa menekan kasus DBD secara maksimal. Inovasi Wolbachia telah terbukti aman dan efektif di beberapa negara seperti Amerika, Singapura dan 12 negara lainnya, dan ada penelitian di kota Yogyakarta membuktikan adanya penurunan kasus DBD yang tinggi dan penurunan rawat inap.

Pengertian Wolbachia

Wolbachia adalah sebuah bakteri. Bakteri Wolbachia ini secara alami ada dalam 60% serangga dan bukan hasil dari rekayasa. Bakteri wolbachia yang ada dalam spesies Nyamuk Aedes Aegypti ini akan menyebabkan virus DBD pada nyamuk tersebut tidak akan bisa berkembang, sehingga tidak akan menularkan virus atau penyakit DBD kepada manusia.

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia untuk Membasmi dan Mengendalikan DBD

Diawali dengan pemindahan bakteri wolbachia dari lalat buah kepada nyamuk aedes aeygpti betina. Setelah proses tersebut, nyamuk jantan Wolbachia akan melakukan kawin dengan nyamuk betina Wolbachia, dan menghasilkan telur dan nyamuk baru yang ber-Wolbachia. Untuk Nyamuk Jantan yang tidak ada Wolbachia kawin dengan nyamuk betina yang ada Wolbachia, nyamuk tersebut akan tetap menghasilkan telur yang mengandung Wolbachia nya itu sendiri. Beda hal-nya dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia menikah dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia, dan ketika terjadi perkawinan tersebut, tidak akan menghasilkan telur atau beranak.

Salah satu kemajuan teknologi bakteri Wolbachia adalah dampak perlindungannya terhadap penularan DBD bersifat sustainable. Karena bakteri Wolbachia terdapat dalam telur nyamuk, bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi nyamuk berikutnya. Sehingga, nyamuk yang mengandung Wolbachia tidak mampu lagi menularkan virus DBD ketika menghisap darah orang yang terinfeksi virus tersebut. Pendekatan ini terbukti sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar dengan tingkat DBD yang tinggi.

Mengapa Wolbachia Aman Untuk Kita Semua?

Wolbachia sangat aman untuk kita semua, dikarenakan di kota Yogyakarta, Wolbachia sudah diterapkan lebih dari 10 tahun, dan lebih dari 1.5 juta penduduk sudah berdampingan hidup dengan nyamuk ber Wolbachia, serta sudah terbukti aman karena tidak ada bukti berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia. Yang kedua adalah Wolbachia sudah umum ditemukan secara alami pada banyak spesies serangga. Tanpa kita sadari, hampir setiap dari kita pernah berkontak dan digigit oleh serangga ber-Wolbachia dan tidak terbukti bahwa gigitan tersebut berbahaya dan mengancam jiwa. Ketiga adalah evaluasi beserta kajian risiko yang sudah dilakukan, dan hasilnya metode Wolbachia ini bisa diperluas yang bertujuan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah DBD.

Banyak dari kita mungkin khawatir apakah nyamuk wolbachia berbahaya bagi manusia. Namun berdasarkan penelitian, nyamuk dengan bakteri Wolbachia sudah dianggap aman. Bakteri wolbachia yang ditemukan dalam nyamuk tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan nyamuk inang. Selain itu, secara materi genetik, baik nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan dalam teknologi ini sudah identik dengan organisme yang ditemukan di alam. Meskipun sudah ada Teknik dan Nyamuk Wolbachia, kita juga harus terus menerapkan cara 3M, yaitu Menutup, Menguras, Mendaur ulang. Mari kita minimalisir DBD dengan menjaga gaya hidup yang sehat serta lingkungan yang bersih.

Produk Kami

Sumber: Kompas & Kemenkes