Loading...

Hidup Sehat Sejak Dini, Cegah Risiko Kanker

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan pentingnya menjaga pola makan dengan makanan yang sehat, bergizi dan aman untuk kesehatan tubuh sebagai bagian dari upaya untuk mencegah kanker.

Kanker sendiri memerlukan waktu untuk mencapai tingkat dapat dirasakan atau tampak suatu benjolan serta gejala kanker lainnya. Kanker sebetulnya dapat dicegah sebelum berkembang lebih ganas, yakni dari gaya hidup dan makanan yang dikonsumsi.

"Kita jarang memikirkan makanan sebagai faktor risiko kanker karena kanker itu membutuhkan antara 10 sampai 20 tahun untuk terbentuk. Jadi, kanker yang diidap seorang pasien berumur 55 tahun sebetulnya sudah dimulai dari pembelahan sel yang tidak normal yang tidak terdeteksi dan tidak dapat diatasi oleh tubuh pada waktu usianya masih 30-an tahun," ujar Aru.

Aru menuturkan setidaknya 5 persen kasus kanker disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, sementara 90-95 persen faktor yang menyebabkan kanker berasal dari lingkungan termasuk gaya hidup. Merokok juga merupakan faktor penyebab risiko kanker sebanyak 30 persen. Meski demikian, faktor makanan masih mendapat proporsi yang lebih besar, yakni sebesar 35 persen.

Dengan demikian, masyarakat perlu diedukasi untuk menghindari makanan yang bersifat karsinogenik. Apakah sebuah makanan bersifat karsinogenik, tergantung dari cara mengolah serta dari kemasan makanan tersebut.

Jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker adalah daging yang diproses dengan pengasapan, pengasinan, pengalengan dan pengawetan seperti sejumlah sosis dan nugget kemasan, serta daging yang dibakar.

Bahan-bahan pengawet, aditif, gula, karbohidrat olahan, dan alkohol juga dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Selain itu, konsumsi gula dan makanan tepung konsentrasi tinggi dapat berakibat pada diabetes tipe 2 dan obesitas, sehingga meningkatkan risiko kanker tertentu.

Sedangkan untuk kemasan pangan yang perlu diwaspadai antara lain adalah bahan styrofoam, kemasan yang dilapisi PFA, serta kemasan kaleng.

Oleh karena itu, Aru mengajak masyarakat untuk mencegah kanker sejak dini antara lain dengan menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung karsinogen, menerapkan pola hidup sehat, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan, melakukan deteksi dini kanker dan skrining kanker.

Di samping itu, semua pihak dapat berkolaborasi dan bersinergi untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman untuk mencegah kanker antara lain terkait pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi serta menghindari makanan atau minuman yang bersifat karsinogenik.

sumber: www.republika.co.id


Hidup Sehat Sejak Dini, Cegah Risiko Kanker

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan pentingnya menjaga pola makan dengan makanan yang sehat, bergizi dan aman untuk kesehatan tubuh sebagai bagian dari upaya untuk mencegah kanker.

Kanker sendiri memerlukan waktu untuk mencapai tingkat dapat dirasakan atau tampak suatu benjolan serta gejala kanker lainnya. Kanker sebetulnya dapat dicegah sebelum berkembang lebih ganas, yakni dari gaya hidup dan makanan yang dikonsumsi.

"Kita jarang memikirkan makanan sebagai faktor risiko kanker karena kanker itu membutuhkan antara 10 sampai 20 tahun untuk terbentuk. Jadi, kanker yang diidap seorang pasien berumur 55 tahun sebetulnya sudah dimulai dari pembelahan sel yang tidak normal yang tidak terdeteksi dan tidak dapat diatasi oleh tubuh pada waktu usianya masih 30-an tahun," ujar Aru.

Aru menuturkan setidaknya 5 persen kasus kanker disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, sementara 90-95 persen faktor yang menyebabkan kanker berasal dari lingkungan termasuk gaya hidup. Merokok juga merupakan faktor penyebab risiko kanker sebanyak 30 persen. Meski demikian, faktor makanan masih mendapat proporsi yang lebih besar, yakni sebesar 35 persen.

Dengan demikian, masyarakat perlu diedukasi untuk menghindari makanan yang bersifat karsinogenik. Apakah sebuah makanan bersifat karsinogenik, tergantung dari cara mengolah serta dari kemasan makanan tersebut.

Jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker adalah daging yang diproses dengan pengasapan, pengasinan, pengalengan dan pengawetan seperti sejumlah sosis dan nugget kemasan, serta daging yang dibakar.

Bahan-bahan pengawet, aditif, gula, karbohidrat olahan, dan alkohol juga dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Selain itu, konsumsi gula dan makanan tepung konsentrasi tinggi dapat berakibat pada diabetes tipe 2 dan obesitas, sehingga meningkatkan risiko kanker tertentu.

Sedangkan untuk kemasan pangan yang perlu diwaspadai antara lain adalah bahan styrofoam, kemasan yang dilapisi PFA, serta kemasan kaleng.

Oleh karena itu, Aru mengajak masyarakat untuk mencegah kanker sejak dini antara lain dengan menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung karsinogen, menerapkan pola hidup sehat, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan, melakukan deteksi dini kanker dan skrining kanker.

Di samping itu, semua pihak dapat berkolaborasi dan bersinergi untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman untuk mencegah kanker antara lain terkait pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi serta menghindari makanan atau minuman yang bersifat karsinogenik.

sumber: www.republika.co.id