Loading...

Mengurangi Risiko Kebakaran di Gedung Bertingkat: Panduan Proteksi dan Pencegahan

Kebakaran gedung dapat terjadi kapan saja, menimbulkan kerugian besar, baik material maupun korban jiwa. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang memahami langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko.

Di Jakarta, data pemadam.jakarta.go.id mencatat sekitar 2.286 kebakaran sepanjang 2023, mayoritas melibatkan gedung dan permukiman, dengan kerugian yang signifikan. Penyebab utamanya adalah gangguan listrik, diikuti kesalahan teknis dan human error.

Resiko Kebakaran Pada Gedung Bertingkat

Gedung bertingkat, seperti perkantoran, hotel, rumah sakit, rumah susun, dan apartemen, merupakan bangunan vertikal dengan banyak ruangan dan penghuni. Beragam aktivitas dilakukan di dalam gedung, seperti di rumah susun yang tidak hanya untuk tempat tinggal, tetapi juga untuk kegiatan bersama yang melibatkan tetangga atau orang luar. Begitu pula gedung perkantoran yang menjadi pusat aktivitas pekerjaan. Selain itu, adanya peralatan kerja, seperti peralatan elektronik dan kertas, dapat mempercepat penyebaran api.

Kasus kebakaran di kota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta, masih tinggi. Berdasarkan data Tempo, pada Juni 2019 tercatat 755 kebakaran dengan kerugian total mencapai 13,8 miliar rupiah.

Salah satu penyebab utama kebakaran ini adalah kurangnya standar proteksi kebakaran yang memadai pada banyak gedung bertingkat, terutama yang sudah berusia 20-30 tahun.

Selain itu, banyak gedung baru yang dibangun tanpa dilengkapi sistem proteksi aktif dan pasif yang memadai. Minimnya fasilitas seperti alarm kebakaran, sprinkler, hydrant, jalur evakuasi atau tangga darurat, serta sistem deteksi, pencegahan, dan pemadaman kebakaran, memperburuk situasi. Beberapa masalah utama terkait kebakaran pada gedung bertingkat antara lain:

  1. Ketinggian bangunan yang memerlukan proteksi mandiri.
  2. Penggunaan bahan dan lapisan penutup yang tidak aman.
  3. Variasi kualitas bahan bangunan.
  4. Asap yang menyebar melalui saluran vertikal.
  5. Konstruksi dinding luar tanpa kanopi.
  6. Kendala dalam proses evakuasi.
  7. Penerapan kompartemenisasi yang tidak optimal.
  8. Aksesibilitas untuk pemadaman kebakaran eksternal yang terbatas.
  9. Perilaku penghuni yang tidak selalu sesuai prosedur keselamatan.

Dengan kondisi tersebut, proteksi kebakaran pada gedung bertingkat sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penghuni, sehingga aktivitas dapat berjalan lancar. Gedung harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif, karena keduanya saling melengkapi dan berperan penting dalam pencegahan kebakaran.

Pencegahan kebakaran gedung sangat penting dilakukan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Bahkan langkah dasar pencegahan dapat mengurangi dampak dan menyelamatkan banyak pihak.

Tips Mencegah Kebakaran Gedung

1. Perawatan dan Penggunaan Alat Listrik yang Aman

Gunakan alat listrik yang sesuai standar dan periksa secara rutin. Jangan biarkan peralatan listrik rusak atau terlalu banyak digunakan pada satu soket untuk mencegah korsleting.

2. Jauhkan Kabel Listrik dari Sumber Api dan Air

Pastikan instalasi listrik terhindar dari kelembapan atau potensi kebakaran. Jauhkan kabel listrik dari peralatan yang menghasilkan panas atau cairan yang dapat menyebabkan korsleting.

1. Tetap Tenang

Jangan panik saat menghadapi kebakaran. Kepanikan dapat menyebabkan tindakan gegabah yang memperburuk situasi.

2. Berikan Peringatan

Segera beri tahu orang-orang di sekitar lokasi kebakaran. Bunyi tanda alarm atau berteriak untuk memastikan semua orang di dalam rumah mendengar dan menyadari bahaya.

3. Batasi Merokok di Area Tertentu

Ciptakan area merokok khusus yang aman dan jauh dari bahan mudah terbakar. Pastikan puntung rokok dipadamkan sepenuhnya sebelum dibuang.

4. Pasang dan Rawat APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Tempatkan APAR di lokasi strategis, seperti dekat pintu keluar dan dapur. Pastikan alat ini selalu terisi penuh dan mudah diakses saat dibutuhkan.

5. Matikan Gas, Api, dan Listrik Setelah Digunakan

Selalu matikan kompor, alat listrik, dan sumber gas setelah selesai digunakan. Ini mengurangi risiko kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian.

6. Inspeksi Rutin Instalasi Listrik

Jadwalkan pemeriksaan instalasi listrik oleh teknisi berlisensi untuk memastikan semuanya aman dan berfungsi dengan baik. Perbaiki kerusakan segera untuk mencegah kebakaran.

7. Pasang Detektor Kebakaran yang Berfungsi dengan Baik

Instal detektor asap dan sensor panas di area rawan kebakaran. Detektor ini memberikan peringatan dini yang membantu mencegah kebakaran meluas.

8. Terapkan Langkah-langkah Keamanan di Gedung

  • Simpan sampah dengan benar dan jauh dari pintu keluar.
  • Hindari penggunaan kabel ekstensi jangka panjang.
  • Gunakan kabel yang dilengkapi dengan pemutus arus (GFCI) untuk alat listrik di area lembap.

9. Sediakan Sistem Proteksi Kebakaran

Pastikan gedung dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti hydrant, sprinkler, dan pemadam kebakaran otomatis yang dapat bekerja saat keadaan darurat.

10. Pelatihan dan Edukasi Kebakaran

Berikan pelatihan rutin kepada penghuni atau karyawan tentang prosedur darurat kebakaran dan penggunaan alat pemadam kebakaran.

11. Pemeriksaan Peralatan Gedung Secara Berkala

Lakukan pemeriksaan rutin pada semua peralatan yang berpotensi menyebabkan kebakaran, seperti alat dapur, sistem listrik, dan peralatan lainnya.

12. Simpan Bahan Berbahaya dengan Aman

Simpan bahan kimia dan cairan mudah terbakar di tempat yang aman, berventilasi baik, dan terpisah dari sumber api atau panas.

Itulah beberapa cara mencegah kebakaran gedung, namun jika kebakaran sudah terjadi, bagaimana cara menanggulanginya? Simak tips berikut:

Prosedur Proteksi Kebakaran Gedung

Pengelola gedung memiliki kewajiban untuk mengantisipasi kebakaran sejak dini, guna meminimalkan kerugian dan mencegah kebakaran berkembang menjadi lebih besar.

Selain itu, pengelola gedung harus memiliki prosedur keselamatan yang memastikan penanganan kebakaran yang cepat dan aman, menghindari kerugian materi besar, serta melindungi jiwa penghuni.

Berikut adalah prosedur persiapan menghadapi kebakaran yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat:

  1. Penerapan Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif Proteksi kebakaran aktif dan pasif harus berfungsi dengan baik saat dibutuhkan. Proteksi pasif bertujuan melindungi bangunan dari keruntuhan, memberikan waktu evakuasi, memastikan fungsi bangunan tetap berjalan, serta melindungi petugas pemadam kebakaran. Proteksi aktif mencakup sistem deteksi (manual dan otomatis), pemadam api berbasis air, bahan kimia, pemadam khusus, lift, pencahayaan darurat, pengendali asap, serta sistem daya listrik dan ruang kontrol operasional.
  2. Pembentukan Tim Penanggulangan Kebakaran Setiap gedung harus membentuk tim manajemen keselamatan kebakaran gedung (MKKG), yang bertugas memadamkan api, mengevakuasi penghuni, mengarahkan penghuni ke titik kumpul, dan melaksanakan tugas lainnya sesuai SOP. Tim ini akan dibantu oleh dinas kebakaran saat terjadi kebakaran.
  3. Penyediaan Peralatan Proteksi Kebakaran Setiap gedung harus dilengkapi dengan peralatan proteksi kebakaran standar, seperti hydrant, APAR, dan sprinkler, yang harus berfungsi dengan baik. Pengelola gedung juga wajib memeriksa dan merawat peralatan proteksi kebakaran secara berkala untuk memastikan kinerja alat tetap optimal.
  4. Kerjasama dengan Perusahaan Kontraktor Fire Protection Untuk memenuhi kebutuhan peralatan proteksi kebakaran, pengelola gedung dapat bekerja sama dengan TotalFire Indonesia, perusahaan kontraktor fire protection yang menyediakan produk berkualitas, serta layanan perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, dan perawatan.

Kesimpulannya, penting bagi pengelola gedung bertingkat untuk memastikan adanya proteksi kebakaran yang memadai guna menjaga keselamatan penghuni dan mencegah kerugian besar. Dengan perlindungan yang tepat, gedung dapat menjadi tempat yang lebih aman bagi penghuninya dalam menghadapi potensi kebakaran.

Itulah informasi mengenai pencegahan dan penganggulangan kebakaran gedung. Mencegah dan menanggulangi kebakaran gedung adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kewaspadaan dan kesiapan. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut dapat meminimalkan risiko kebakaran gedung.

Sumber:

  1. https://graha-one.id/news/8-tips-mencegah-kebakaran-gedung-jangan-salah-pilih-smoke-detector.
  2. https://eticon.co.id/mencegah-kebakaran-gedung/
  3. https://totalfire.co.id/penanggulangan-dan-proteksi-kebakaran-gedung-bertingkat/

Mengurangi Risiko Kebakaran di Gedung Bertingkat: Panduan Proteksi dan Pencegahan

Kebakaran gedung dapat terjadi kapan saja, menimbulkan kerugian besar, baik material maupun korban jiwa. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang memahami langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko.

Di Jakarta, data pemadam.jakarta.go.id mencatat sekitar 2.286 kebakaran sepanjang 2023, mayoritas melibatkan gedung dan permukiman, dengan kerugian yang signifikan. Penyebab utamanya adalah gangguan listrik, diikuti kesalahan teknis dan human error.

Resiko Kebakaran Pada Gedung Bertingkat

Gedung bertingkat, seperti perkantoran, hotel, rumah sakit, rumah susun, dan apartemen, merupakan bangunan vertikal dengan banyak ruangan dan penghuni. Beragam aktivitas dilakukan di dalam gedung, seperti di rumah susun yang tidak hanya untuk tempat tinggal, tetapi juga untuk kegiatan bersama yang melibatkan tetangga atau orang luar. Begitu pula gedung perkantoran yang menjadi pusat aktivitas pekerjaan. Selain itu, adanya peralatan kerja, seperti peralatan elektronik dan kertas, dapat mempercepat penyebaran api.

Kasus kebakaran di kota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta, masih tinggi. Berdasarkan data Tempo, pada Juni 2019 tercatat 755 kebakaran dengan kerugian total mencapai 13,8 miliar rupiah.

Salah satu penyebab utama kebakaran ini adalah kurangnya standar proteksi kebakaran yang memadai pada banyak gedung bertingkat, terutama yang sudah berusia 20-30 tahun.

Selain itu, banyak gedung baru yang dibangun tanpa dilengkapi sistem proteksi aktif dan pasif yang memadai. Minimnya fasilitas seperti alarm kebakaran, sprinkler, hydrant, jalur evakuasi atau tangga darurat, serta sistem deteksi, pencegahan, dan pemadaman kebakaran, memperburuk situasi. Beberapa masalah utama terkait kebakaran pada gedung bertingkat antara lain:

  1. Ketinggian bangunan yang memerlukan proteksi mandiri.
  2. Penggunaan bahan dan lapisan penutup yang tidak aman.
  3. Variasi kualitas bahan bangunan.
  4. Asap yang menyebar melalui saluran vertikal.
  5. Konstruksi dinding luar tanpa kanopi.
  6. Kendala dalam proses evakuasi.
  7. Penerapan kompartemenisasi yang tidak optimal.
  8. Aksesibilitas untuk pemadaman kebakaran eksternal yang terbatas.
  9. Perilaku penghuni yang tidak selalu sesuai prosedur keselamatan.

Dengan kondisi tersebut, proteksi kebakaran pada gedung bertingkat sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penghuni, sehingga aktivitas dapat berjalan lancar. Gedung harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif, karena keduanya saling melengkapi dan berperan penting dalam pencegahan kebakaran.

Pencegahan kebakaran gedung sangat penting dilakukan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Bahkan langkah dasar pencegahan dapat mengurangi dampak dan menyelamatkan banyak pihak.

Tips Mencegah Kebakaran Gedung

1. Perawatan dan Penggunaan Alat Listrik yang Aman

Gunakan alat listrik yang sesuai standar dan periksa secara rutin. Jangan biarkan peralatan listrik rusak atau terlalu banyak digunakan pada satu soket untuk mencegah korsleting.

2. Jauhkan Kabel Listrik dari Sumber Api dan Air

Pastikan instalasi listrik terhindar dari kelembapan atau potensi kebakaran. Jauhkan kabel listrik dari peralatan yang menghasilkan panas atau cairan yang dapat menyebabkan korsleting.

1. Tetap Tenang

Jangan panik saat menghadapi kebakaran. Kepanikan dapat menyebabkan tindakan gegabah yang memperburuk situasi.

2. Berikan Peringatan

Segera beri tahu orang-orang di sekitar lokasi kebakaran. Bunyi tanda alarm atau berteriak untuk memastikan semua orang di dalam rumah mendengar dan menyadari bahaya.

3. Batasi Merokok di Area Tertentu

Ciptakan area merokok khusus yang aman dan jauh dari bahan mudah terbakar. Pastikan puntung rokok dipadamkan sepenuhnya sebelum dibuang.

4. Pasang dan Rawat APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Tempatkan APAR di lokasi strategis, seperti dekat pintu keluar dan dapur. Pastikan alat ini selalu terisi penuh dan mudah diakses saat dibutuhkan.

5. Matikan Gas, Api, dan Listrik Setelah Digunakan

Selalu matikan kompor, alat listrik, dan sumber gas setelah selesai digunakan. Ini mengurangi risiko kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian.

6. Inspeksi Rutin Instalasi Listrik

Jadwalkan pemeriksaan instalasi listrik oleh teknisi berlisensi untuk memastikan semuanya aman dan berfungsi dengan baik. Perbaiki kerusakan segera untuk mencegah kebakaran.

7. Pasang Detektor Kebakaran yang Berfungsi dengan Baik

Instal detektor asap dan sensor panas di area rawan kebakaran. Detektor ini memberikan peringatan dini yang membantu mencegah kebakaran meluas.

8. Terapkan Langkah-langkah Keamanan di Gedung

  • Simpan sampah dengan benar dan jauh dari pintu keluar.
  • Hindari penggunaan kabel ekstensi jangka panjang.
  • Gunakan kabel yang dilengkapi dengan pemutus arus (GFCI) untuk alat listrik di area lembap.

9. Sediakan Sistem Proteksi Kebakaran

Pastikan gedung dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti hydrant, sprinkler, dan pemadam kebakaran otomatis yang dapat bekerja saat keadaan darurat.

10. Pelatihan dan Edukasi Kebakaran

Berikan pelatihan rutin kepada penghuni atau karyawan tentang prosedur darurat kebakaran dan penggunaan alat pemadam kebakaran.

11. Pemeriksaan Peralatan Gedung Secara Berkala

Lakukan pemeriksaan rutin pada semua peralatan yang berpotensi menyebabkan kebakaran, seperti alat dapur, sistem listrik, dan peralatan lainnya.

12. Simpan Bahan Berbahaya dengan Aman

Simpan bahan kimia dan cairan mudah terbakar di tempat yang aman, berventilasi baik, dan terpisah dari sumber api atau panas.

Itulah beberapa cara mencegah kebakaran gedung, namun jika kebakaran sudah terjadi, bagaimana cara menanggulanginya? Simak tips berikut:

Prosedur Proteksi Kebakaran Gedung

Pengelola gedung memiliki kewajiban untuk mengantisipasi kebakaran sejak dini, guna meminimalkan kerugian dan mencegah kebakaran berkembang menjadi lebih besar.

Selain itu, pengelola gedung harus memiliki prosedur keselamatan yang memastikan penanganan kebakaran yang cepat dan aman, menghindari kerugian materi besar, serta melindungi jiwa penghuni.

Berikut adalah prosedur persiapan menghadapi kebakaran yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat:

  1. Penerapan Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif Proteksi kebakaran aktif dan pasif harus berfungsi dengan baik saat dibutuhkan. Proteksi pasif bertujuan melindungi bangunan dari keruntuhan, memberikan waktu evakuasi, memastikan fungsi bangunan tetap berjalan, serta melindungi petugas pemadam kebakaran. Proteksi aktif mencakup sistem deteksi (manual dan otomatis), pemadam api berbasis air, bahan kimia, pemadam khusus, lift, pencahayaan darurat, pengendali asap, serta sistem daya listrik dan ruang kontrol operasional.
  2. Pembentukan Tim Penanggulangan Kebakaran Setiap gedung harus membentuk tim manajemen keselamatan kebakaran gedung (MKKG), yang bertugas memadamkan api, mengevakuasi penghuni, mengarahkan penghuni ke titik kumpul, dan melaksanakan tugas lainnya sesuai SOP. Tim ini akan dibantu oleh dinas kebakaran saat terjadi kebakaran.
  3. Penyediaan Peralatan Proteksi Kebakaran Setiap gedung harus dilengkapi dengan peralatan proteksi kebakaran standar, seperti hydrant, APAR, dan sprinkler, yang harus berfungsi dengan baik. Pengelola gedung juga wajib memeriksa dan merawat peralatan proteksi kebakaran secara berkala untuk memastikan kinerja alat tetap optimal.
  4. Kerjasama dengan Perusahaan Kontraktor Fire Protection Untuk memenuhi kebutuhan peralatan proteksi kebakaran, pengelola gedung dapat bekerja sama dengan TotalFire Indonesia, perusahaan kontraktor fire protection yang menyediakan produk berkualitas, serta layanan perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, dan perawatan.

Kesimpulannya, penting bagi pengelola gedung bertingkat untuk memastikan adanya proteksi kebakaran yang memadai guna menjaga keselamatan penghuni dan mencegah kerugian besar. Dengan perlindungan yang tepat, gedung dapat menjadi tempat yang lebih aman bagi penghuninya dalam menghadapi potensi kebakaran.

Itulah informasi mengenai pencegahan dan penganggulangan kebakaran gedung. Mencegah dan menanggulangi kebakaran gedung adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kewaspadaan dan kesiapan. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut dapat meminimalkan risiko kebakaran gedung.

Sumber:

  1. https://graha-one.id/news/8-tips-mencegah-kebakaran-gedung-jangan-salah-pilih-smoke-detector.
  2. https://eticon.co.id/mencegah-kebakaran-gedung/
  3. https://totalfire.co.id/penanggulangan-dan-proteksi-kebakaran-gedung-bertingkat/